1.28.2025

Shalat Adalah Tiang Agama; Penjelasan Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi rahimahullah

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ciptaan selalu membutuhkan Penciptanya. Sebagai contoh suatu mesin ciptaan seorang insinyur akan membutuhkan perawatan dari insinyur penciptanya atau melalui buku panduan manualnya. Kalau insinyur merawat barang dengan alat-alat yang bersifat materi, maka manusia secara ghaib diberikan kesempatan merawat jiwanya dan raganya sebanyak 5 kali dalam sehari oleh Sang Pencipta yang Maha Ghaib, melalui Shalat. Ini adalah penjagaan yang sempurna.

Selama minimal 5 kali sehari manusia mengisi daya di hadapan Penciptanya. Karena itu setiap selesai Shalat (yang dilakukan dengan cara yg benar dan khusuk, -red), kita tidak tahu mengapa bisa merasakan ketenangan dan hilangnya kecemasan, juga merasakan iman yang bertambah kuat. Maka Shalat adalah proses pengisian daya manusia untuk melaksanakan berbagai kewajiban.

Islam dibangun di atas 5 rukun; Syahadat (Kesaksian) bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, mendirikan Shalat, membayar Zakat, Puasa Ramadhan dan Haji. Sebagian rukun ini kadang kala tidak ada pada sebagian muslim. Memang benar yang tersebut adalah rukun Islam tetapi bukan rukun muslim. Karena muslim kadang kala seorang fakir miskin maka ia tidak wajib zakat. Seorang muslim kadang sakit atau sedang dalam perjalanan maka gugur kewajibannya untuk puasa Ramadhan. Demikian pula muslim yang tidak mampu, maka gugur kewajibannya untuk berhaji.

Jadi rukun Islam yang lima itu bukanlah rukun muslim. Untuk menjadi seorang muslim KADANG KALA cukup bersyahadat Asyhadu allaa ilaaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah dan mendirikan Shalat. Rukun utama yang tidak terlepas dari seorang manusia selamanya adalah Shalat. Karena shalat sama-sekali tidak boleh ditinggalkan, bahkan dalam keadaan perang, dalam keadaan sakit yang tidak bisa duduk, bahkan dalam keadaan tidak bisa bergerak maka shalat tetap wajib dikerjakan walaupun hanya dalam hati. Jadi tidak ada alasan sama sekali untuk meninggalkannya.

Kita dituntut mengucapkan dua kalimat syahadat hanya sekali seumur hidup. Kemudian mungkin kita tergolong fakir miskin maka sudah tidak ada kewajiban zakat. Mungkin kita sedang sakit maka tidak wajib puasa. Jika kita tidak mampu maka tidak wajib pergi haji. Lalu apa yang tersisa bagi kita dari rukun Islam? Hanya tersisa Shalat, dan inilah rukun yang dilakukan berulang-ulang. Inilah makna dari Shalat adalah tiang agama. 

Jika kita merenungi tentang shalat, kita akan menemukan di dalamnya makna semua rukun Islam (tidak berarti menggugurkan kewajibannya):

1. Dalam shalat, kita wajib membaca dua kalimat Syahadat. Maka rukun Islam pertama ini ada dalam shalat.

2. Begitu juga dengan membayar zakat. Apa yang dimaksud dengan membayar zakat? Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Maka kita mengorbankan sebagian harta kita. Harta dalam istilah ekonomi dan Islam adalah bagian dari bekerja, dan pekerjaan adalah bagian dari waktu. Jadi selama ada pekerjaan pasti ada waktu. Jadi kita mengorbankan sebagian harta yg merupakan bagian dari harta dan harta hasil dari bekerja. Sedangkan bekerja bagian dari penggunaan waktu. Maka shalat mengambil langsung waktu kita. Jadi ketika kita shalat 1 jam dari 24 jam sehari waktu yang kita miliki, maka kita mengambil sebagian waktu kita untuk shalat sebagaimana kita mengeluarkan sebagian harta kita untuk zakat.

Jadi dalam shalat ada zakat yang lebih penting dari harta. Banyak orang yang enggan melakukan shalat karena menganggap shalat merugikan waktu (menghilangkan peluang). Allah menamakan pengambilan sebagian harta untuk orang yg berhak dengan zakat yang artinya tumbuh dan berkembang, bukan dengan nuqshon (berkurang). Demikian juga kita harus menerima "waktu yang terbuang" tersebut sebagaimana kita menerima berkurangnya sebagian harta untuk zakat.

Zakat akan menumbuhkan, mengembang dan menambahkan harta tersebut dan tidak membuatnya berkurang. Begitu juga waktu, jika kita mengorbankan sedikit waktu kita untuk beribadah kepada Allah sekaligus mengisi daya diri kita, maka keberkahan akan datang di waktu yang lain. Allah akan mengganti semua waktu yang dianggap "terbuang" tersebut persis seperti zakat yang berarti tumbuh dan riba menghancurkan.

3. Esensi puasa juga ada dalam shalat. Apa itu puasa (shoum)? Puasa adalah menahan dua syahwat; yaitu menahan makan minum dan syahwat biologis pada siang hari bulan Ramadhan. Tetapi dalam shalat selain kita menahan syahwat perut dan biologis, kita juga menahan bergerak, menahan bicara dan menahan banyak hal lainnya. Jadi dalam shalat juga terdapat makna puasa, bahkan dalam konteks yang lebih luas dari puasa.

4. Dalam shalat juga tersimpan makna menunaikan haji. Karena, dalam shalat kamu menghadap Allah dengan mengarah ke Baitullah (Kakbah,-red). 

Jadi shalat adalah satu-satunya rukun yang di dalamnya terdapat semua rukun Islam yang lima. Mulai dari Syahadatain; esensi membayar zakat dengan hal yang lebih berharga dari harta, yaitu dengan waktu yang dapat mendatangkan harta; esensi berpuasa yang melebihi puasa Ramadhan; kemudian kita menghadap ke Baitullah pada waktu yang ditetapkan seolah-olah dengan sholat kita melaksanakan haji dengan hati, walaupun belum mampu untuk pergi haji.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home