Maha, Basanti dan Nurhaan
Tadi sepulang kerja, sebelum buka pintu terdengar suara anak-anak dari dalam rumah. Siapa gerangan yang bawa anak-anak ke rumah? Dari bahasanya bukan anak Indonesia. Anak-anak Mesir.
Di ruang tamu ada 3 anak perempuan yang masih kecil-kecil, dari wajahnya agak-agak Indonesia. Tapi celotehannya bahasa Mesir. Setelah ganti baju, aku kembali ke ruang tamu. Kawan serumah cerita kalau mereka adalah anak-anak dari Mbak Sarah, orang Indonesia yang punya mantan suaminya orang Mesir, yaitu ayah dari anak-anak itu, mereka sudah bercerai.
Aku tiba-tiba teringat cerita seorang kawan beberapa bulan lalu tentang seorang WNI yang punya 3 anak kecil-kecil dan ditinggalkan oleh suaminya yang orang Mesir. Ya Allah, aku baru sadar ternyata mereka inilah yang diceritakan kawanku itu. Saat mendengar kisah mereka, bermacam rasa berkecamuk di dada. Potret nyata bagaimana kasih sayang seorang ibu pada anak-anaknya mampu membuatnya bertahan dalam kondisi apa pun. Silahkan dibaca di sini.
Aku sendiri belum pernah bertemu Mbak Sarah. Kata teman serumah, hari ini Mbak Sarah pulang terlambat dari tempat kerja sehingga meminta tolong teman serumahku untuk menjemput anak-anaknya di tempat penitipan anak. Kemudian sambil menunggu ibunya pulang mereka dibawa pulang ke rumah.
Mereka anak-anak yang manis dan lucu. Tidak rewel dan sopan. Sepertinya ibunya sangat baik mendidik anak-anak ini. Bahkan untuk membuang sampah dan mencuci tangan sehabis makan. Yang paling besar namanya Maha, masih kelas 1 Sekolah Dasar umurnya sekitar 7 tahun, tampak sudah bisa "ngemong" adik-adiknya. Yang kedua namanya Basanti, sekitar 5 tahun dan yang paling kecil Nurhaan atau biasa dipanggil Hani, sekitar 3 tahunan.
Awalnya ketika bertemu, Hani yang paling kecil tampak pendiam dan malu-malu. Setelah beberapa saat dan akrab, ternyata dia adalah anak yang lucu. Kalau sudah akrab suka minta digendong dan dipeluk. Dia ternyata makannya banyak. Dan ketika digoda dia malah tertawa dan cerita dengan bahasanya yang masih cadel, "Dzi bathni kabiiiilll, ahla min naaas kullaha wa ana taakul kitiilll..." (Dia memakai kata ganti orang kedua untuk menunjukkan dirinya, seharusnya dia bilang "Ana aakul" untuk kata ganti orang pertama) Maksudnya,"Ini perutku besar, paling indah dari semua orang...aku juga makan banyaaaak." Sambil tertawa-tawa. :)
Aku cuma bisa tersenyum melihat tingkah Hani dan kedua saudaranya. Walaupun dalam hati rasanya campur aduk. Allah yang menjaga kalian, Nduk!
Di ruang tamu ada 3 anak perempuan yang masih kecil-kecil, dari wajahnya agak-agak Indonesia. Tapi celotehannya bahasa Mesir. Setelah ganti baju, aku kembali ke ruang tamu. Kawan serumah cerita kalau mereka adalah anak-anak dari Mbak Sarah, orang Indonesia yang punya mantan suaminya orang Mesir, yaitu ayah dari anak-anak itu, mereka sudah bercerai.
Aku tiba-tiba teringat cerita seorang kawan beberapa bulan lalu tentang seorang WNI yang punya 3 anak kecil-kecil dan ditinggalkan oleh suaminya yang orang Mesir. Ya Allah, aku baru sadar ternyata mereka inilah yang diceritakan kawanku itu. Saat mendengar kisah mereka, bermacam rasa berkecamuk di dada. Potret nyata bagaimana kasih sayang seorang ibu pada anak-anaknya mampu membuatnya bertahan dalam kondisi apa pun. Silahkan dibaca di sini.
Aku sendiri belum pernah bertemu Mbak Sarah. Kata teman serumah, hari ini Mbak Sarah pulang terlambat dari tempat kerja sehingga meminta tolong teman serumahku untuk menjemput anak-anaknya di tempat penitipan anak. Kemudian sambil menunggu ibunya pulang mereka dibawa pulang ke rumah.
Mereka anak-anak yang manis dan lucu. Tidak rewel dan sopan. Sepertinya ibunya sangat baik mendidik anak-anak ini. Bahkan untuk membuang sampah dan mencuci tangan sehabis makan. Yang paling besar namanya Maha, masih kelas 1 Sekolah Dasar umurnya sekitar 7 tahun, tampak sudah bisa "ngemong" adik-adiknya. Yang kedua namanya Basanti, sekitar 5 tahun dan yang paling kecil Nurhaan atau biasa dipanggil Hani, sekitar 3 tahunan.
Awalnya ketika bertemu, Hani yang paling kecil tampak pendiam dan malu-malu. Setelah beberapa saat dan akrab, ternyata dia adalah anak yang lucu. Kalau sudah akrab suka minta digendong dan dipeluk. Dia ternyata makannya banyak. Dan ketika digoda dia malah tertawa dan cerita dengan bahasanya yang masih cadel, "Dzi bathni kabiiiilll, ahla min naaas kullaha wa ana taakul kitiilll..." (Dia memakai kata ganti orang kedua untuk menunjukkan dirinya, seharusnya dia bilang "Ana aakul" untuk kata ganti orang pertama) Maksudnya,"Ini perutku besar, paling indah dari semua orang...aku juga makan banyaaaak." Sambil tertawa-tawa. :)
Aku cuma bisa tersenyum melihat tingkah Hani dan kedua saudaranya. Walaupun dalam hati rasanya campur aduk. Allah yang menjaga kalian, Nduk!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home