2.07.2007

LUXOR (1)

Huahhh...setelah sekian lama ujian (untuk lima mata kuliah perlu waktu 3 minggu di Azhar), kini saatnya kembali ngeblog. Ujian term 1 tahun ini sudah selesai, sekarang mulai liburan 2 minggu, libur tengah tahun.

Hari Rabu, tanggal 31 Januari 2007 yang lalu saya telah memulai sebuah perjalanan yang sangat menyenangkan ke dua kota di selatan Mesir, Luxor dan Aswan. Namun untuk cerita kita kali ini, saya akan bercerita tentang Luxor telebih dahulu.

Waktu itu pukul 20.00 waktu Cairo, dibawah sinar bulan yang hampir purnama, saya menggendong ransel perang pinjaman dari kawan dan berangkat menuju Station Kereta Api Ramses - Cairo. Saya berangkat sendirian untuk bergabung dengan rombongan terakhir Nadi Wafidin (Klub Orang Asing) Kairo.

Cerita sedikit tentang klub ini. Nadi Wafidin ini mengakomodasi pelajar asing di Mesir yang ingin mengikuti tour ke hampir seluruh tempat di Mesir. Untuk menjadi anggotanya tidak terlalu sulit, hanya memberikan dua lembar foto, identitas diri dan uang pendaftaran sebesar EGP 60 (atau sekitar USD 10). Dengan menjadi anggotanya, kita bisa mengikuti seluruh program tour yg diadakan klub ini. Namun seringkali kehabisan tempat kalau tidak segera mendaftar. Seperti tour Luxor - Aswan ini, saya kebagian tempat di rombongan terakhir dari total 4 group. Uhh..hampir saja terlambat. Oh ya, dengan menjadi anggota klub ini, kita juga bisa hemat sekitar 30 % biaya dibandingkan ikut travel atau rombongan lain. Karena Nadi Wafidin adalah sebuah lembaga di bawah naungan Kementrian Pariwisata Republik Arab Mesir, selain itu banyak fasilitas khusus untuk anggota yang tidak bisa didapatkan jika bepergian melalui biro travel.

Kembali ke perjalanan, sesampai di Stasiun Ramses saya menemui banyak teman seperjalanan dari berbagai negara Yaman, Siria, Aljazair, Mauritania, Thailand, Turki, Vietnam, Kazahkstan, Uzbekistan, dan 8 orang kawan dari Indonesia sendiri yang kebanyakan baru saya kenal dalam tour ini. :) Guide kami, Madam Irfat dan Madam Nadia mengecek para anggotanya satu persatu sebelum berangkat.

Stasiun Ramses yg semula dingin dan mengigil, seakan menjadi hangat ketika kami mulai saling berkenalan, berfoto dan bertukar nomor HP, jaga-jaga barangkali saja tertinggal dari rombongan agar tetep bisa komunikasi. Padahal kebanyakan dari kami sebelumnya belum saling kenal.

Kereta dengan kursi wana biru yang kami tumpangi bertolak menuju Luxor pukul 23.00. Wah, nyaman juga naik kereta kelas Bisnis di Mesir, cuma saya rasakan jalannya tidak secepat kereta api di tanah air. Mungkin cuma sekitar 60 km/jam. Seorang pengendara sepeda motor saja bisa mengimbangi kecepatan kami, bahkan melebihinya.

Duduk di samping kursi saya, mahasiswa Universitas Cairo asal Vietnam, namanya Chan Than Dat. Panggilannya Dat. Ia baru dua minggu di Cairo untuk belajar bahasa Arab. Namun selama perjalanan kami lebih sering menggunakan bahasa Inggris. Soalnya, buat dia bahasa Arab percakapan masih membuatnya kikuk. Sebenarnya bisa, tapi membutuhkan waktu yg lebih lama dan lebih banyak tenaga. :) Wah jadi ngelantur.....

Setelah menempuh perjalanan selama 13 jam akhirnya kami sampai di stasiun Luxor. Tak berapa lama sebuah Bus menjemput kami menuju Hotel Karnak. Sebuah hotel bintang 3 yang cukup nyaman. Kolam renang, kafetaria, meja billiard tersedia di sana, sayang sekali cuaca dingin, keinginan saya untuk berenang pun gagal.

Saat itu pukul 12.30 waktu Luxor, kami langsung dapat kamar dan istirahat menunggu makan siang pukul 13.30. Ada kejadian menarik sewaktu istirahat, salah satu teman kami terkunci di kamar mandi selama sekitar 15 menit, karena kunci KM tiba-tiba macet. Untunglah petugas hotel segera datang, kalau tidak bisa terlambat makan siang.

Luxor adalah sebuah kota tua, yang pada masa Mesir kuno disebut dengan Thebes. Dalam bahasa Arab, Luxor disebut dengan Al-Aqsor atau Al- Uqsur. Luxor disebut juga sebagai Museum Terbuka Terbesar di Dunia, karena disana banyak sekali penginggalan berupa Kuil-kuil dan bekas peninggalan Mesir kuno.

Selesai makan siang dan istirahat sebentar, pukul 14.30 kami berangkat menuju Kuil Karnak yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari hotel. Kuil Karnak dimulai pembangunannya pada abad ke-16 sebelum Masehi. Hampir 30 Firaun yang mempunyai andil dalam pembangunannya. Komplek kuil Karnak ini dipersembahkan untuk dewa Mesir kuno, Amon-Ra.

Memasuki komplek kuil, deretan patung kambing yang sedang duduk menyambut di kiri dan kanan jalan masuk. Kemudian, sebuah gerbang raksasa terbentang dengan ukiran dan tulisan-tulisan Hieroglyph. Meskipun dinding sebelah kiri belum terselesaikan pembangunannya, sehingga dinding debelah kanan lebih tinggi. Tidak jelas mengapa pembangunannya belum selesai. Gerbang seperti ini banyak sekali terdapat di Aswan dan Luxor, besar dan megah. Karena itu Luxor dikenal juga dengan kota seratus Gerbang. Di dalam komplek ini saja ada sekitar 10 gerbang dengan ukuran yang berbeda, semuanya berukuran raksasa.

Dibelakang gerbang kuil, terdapat sebuah area cukup luas dengan beberapa patung raksasa berdiri di sana. Diantaranya adalah patung Ramses II dan istrinya Nefertari. Ramses II inilah yang membangun pilar-pilar raksasa setinggi kurang lebih 20 meter dan garis tengah sekitar 1.5 meter. Jumlahnya berapa saya lupa, yang jelas ada lebih dari 20 buah pilar masing-masing berjarak sekitar 3 meter satu sama lain.


Di belakang pilar-pilar yang tak beratap ini ada dua buah Obelisk, orang Mesir menyebutnya Masallah. Dua Obelisk ini mempunyai ketinggian masing-masing sekitar 21 meter dan 29 meter dan berat sekitar 143 dan 320 ton. Menurut Guide kami, ada satu Obelisk yang dibawa ke Roma setinggi 30 meter. Obelisk adalah sebuah tonggak yang dibuat dari batu utuh, berbentuk seperti pensil segi empat yang ujungnya lancip. Di keempat sisinya terdapat tulisan-tulisan Hieroglyph.


Yang membuat saya kagum dari kebudayaan Mesir kuno adalah setiap membangun suatu bangunan mereka pasti menuliskan sesuatu hingga memenuhi dindingnya untuk menceritakan berbagai keadaan mengenai pembangunannya, siapa yang membangunnya dan untuk maksud apa pembangunannya.


Sebelah kanan komplek utama terdapat sebuah danau kecil, mereka menyebutnya Danau Suci. Danau kecil berbentuk segi empat ini digali oleh Tuthmosis III, yang digunakan untuk prosesi mensucikan diri pada masa itu. Ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang kuil Karnak, sehingga tidak dapat saya ceritakan di sini.

Bukhairah Muqaddasah atau Empang Suci Firaun:)


Tempat kedua yang kami kunjungi sore itu adalah Kuil Luxor. Jaraknya sekitar 2 km dari Kuil Karnak. Suasana senja membuat kuil itu tampak megah dengan bayang-bayang dan lampu kekuningan di setiap sudutnya yang mulai menyala.


Tidak terlalu beda dengan Kuil Karnak, Kuil Luxor juga mempunyai gerbang yang tinggi dan megah, juga patung-patung dan pilar-pilar raksasa. Hanya tata letaknya yang berbeda. Komplek Kuil Luxor lebih kecil daripada komplek Kuil Karnak. Kuil Luxor dibangun oleh Amenhotep III dan Ramses II di tepi sebelah timur Sungai Nil.

Di depan gerbang tinggi, ada sebuah Obelisk terpancang dan dua buah patung raksasa Ramses II sedang duduk. Menurut Guide kami, sebenarnya ada dua Obelisk, namun sekarang hanya tinggal satu yang masih berdiri. Memasuki gerbang kami disambut dengan patung-patung dan pilar-pilar raksasa seperti di Kuil Karnak.

Setelah masa Pagan, kuil ini menjadi tempat Gereja Kristen pada masa Romawi yang ditandai dengan beberapa Lukisan Gerejawi di beberapa dinding kuil. Kemudian ketika datang masa Islam, dibangun Masjid Abu el-Haggag pada abad ke-13 yang sampai sekarang masih digunakan. Masjid Abu el-Haggag di Kuil Luxor


Kami baru keluar dari Kuil Luxor setelah gelap malam mulai menyelimutinya, namun lampu-lampunya memberikan kesan yang indah pada ornamen, pilar-pilar dan patung-patung di dalam kuil. Apalagi, saat itu cuaca cerah dan udara tidak terlalu dingin, dan dilangit sana bulan tanggal 14 mengalunkan melodi purnama. Saya mencoba mengambil gambar bulan dengan framing patung atau dinding kuil, sayang sekali kamera yang saya bawa masih terlalu sederhana, sehingga gagal.



Saat liburan begini, hampir semua tempat wisata di Luxor dan Aswan dipadati turis lokal maupun asing. Kalau para turis itu harus beli tiket masuk, pemimpin rombongan kami Madam Irfat hanya menunjukkan surat jalan dari Kementrian Pariwisata, hehehe alias gratis.

Dari kuil Luxor, kami kembali ke hotel untuk beristirahat malam itu. Tidak ada jadwal lagi, para peserta tour bisa bebas memanfaatkan waktu. Mau jalan-jalan, duduk di kafetarian atau tidur di kamar. Pada saat di hotel seperti ini adalah saat terbaik untuk mengisi baterai kamera, HP dan memindahkan isi memory card ke laptop kawan. Perjalanan esok hari masih panjang, tapi memori kamera saya sudah penuh.Untunglah, kawan saya Sudarmawan bawa laptop, jadi memory card saya yang cuma 128 MB bisa dikosongkan kembali untuk besok.

Saya sendiri jalan-jalan sebentar di sekitar hotel sehabis makan malam, lalu kembali ke kamar dan tidur di kamar 407 Karnak Hotel. Kami dapat kamar triple-bed dengan dua kawan, Saiful Bahri dan Kastawi yang baru saja pulang ke Indonesia seminggu setelah tour ini. Kastawi yang orang Palembang itu, tahun ini berhasil menyelesaikan program S-1 di Al-Azhar. Selamat ya Wi!
Dan sekarang cerita perjalanan hari pertama sudah usai, tapi belum semuanya usai. Ceritanya masih panjang...jadi tunggu saja kelanjutannya.

Salam dari Gerbang Tiga, Kairo

18 Februari 2007

Labels:

4 Comments:

Blogger putri said...

wahh bagus2 ya bangunan mesir kuno.
hmmm kapan ya bisa liat langsung.

ditunggu selanjutnya ya... serasa ikut jalan2 nih :D

Sunday, February 18, 2007 5:16:00 pm  
Anonymous Anonymous said...

bagus sekali kembara kamu...jangan lupa gambar yg bagus2 untuk tatapan semua...

Tuesday, February 20, 2007 8:59:00 am  
Anonymous Anonymous said...

wah, perjalanan yang menarik... sayang ga bisa ikut waktu itu karena harus segera pulang...

btw, satu group sama Fatur?

Wednesday, April 04, 2007 8:49:00 am  
Blogger Unknown said...

Salam 'alaik,

Mau tanya, utk tur itu, boleh gak international student dari negara lain menjadi anggotanya juga???
Maksudku spt aku ini, mendaftar dari UK gitu :-)

Aku berminat niy, hehehe :-) atau kamu bisa kasih rekomendasi paket tour yg dikelola oleh orang Indonesia yg tidak begitu mencekik leher, any idea???

Salam ukhuwah,
www.imazahra.multiply.com

Saturday, May 26, 2007 5:47:00 am  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home