7.07.2007

Dewan PERWAKILAN Rakyat di Indonesia, kampungan?

Tidak sedikit wakil rakyat "YANG TERHORMAT" di Indonesia yang kampungan, kasusnya tidak satu dua, dari DPR-RI sampai DPRD. Kamuflase studi banding untuk jalan-jalan ke luar negeri...sementara rakyat kelaparan dan banyak ditimpa bencana....untuk menetapkan hari jadi JATIM saja mereka harus melakukan studi banding ke Belanda dan menelan jutaan rupiah. Apa mereka memang sudah pekak? Memangnya mereka nggak bisa apa buka internet terus kirim email ke lembaga berwenang di Belanda? Alat komunikasi sudah semakin canggih kok DEWAN YANG TERHORMAT tidak memanfaatkan, kan pakai bisa pakai LAPTOP!
Dengan begitu kan lebih efektif.....kalo penelitian cari hari jadi JATIM, saya yakin dengan waktu kunjungan yang singkat itu, tidak akan efektif sama sekali (insya Allah). Wakil rakyat yang seharusnya menjadi abdi rakyat malah hura2 pakai uang rakyat. Mereka kebanyakan memang kampungan....dan kita tahu semua sudah kasus seperti ini berkali-kali terjadi. Bahkan beberapa waktu lalu Mesir juga jadi tujuan acara "merampok" uang negara itu. Protes terjadi, PPMI Mesir melakukan protes melalui Press Release, tapi nihil. Mereka summun, bukmun, umyun dan "jalan-jalan" tetap jalan terus. Kalau tidak salah beberapa waktu lalu PPI Belanda juga melakukan protes serupa ke wakil rakyat yang "STUDI BANDING" ke sana, eh... sekarang ada lagi...ada lagi.

Silahkan dibandingkan dengan negeri yang pernah menjajah bangsa Indonesia, Belanda. Wakil rakyat yang duduk di parlemen semakin bersahaja. Bahkan kabarnya, di saat wakil rakyat "YANG TERHORMAT" dari Indonesia melakukan studi banding ke sana, parlemen Belanda sedang melakukan reses untuk liburan musim panas, tapi dengan uang pribadi lah. Lha wong ngombe kopi ae dikongkon nggowo dhewe, tapi iku nang Londo rek. (Bahkan untuk minum kopi mereka harus membawa termos dan kopi/teh sendiri).
Berita selengkapnya silahkan lihat di Detiknews ini.

Seharusnya para wakil rakyat itu harus sering-sering baca berita seperti ini. Karena ingin membebaskan istrinya yang ditahan RS membuat Mustakim nekat mencuri tape. Istri Mustakim ditahan RS karena tidak mampu bayar biaya persalinan. Hohoho....what an ironic?
[FYI, di Mesir biaya persalinan biasa hanya LE 100 (sekitar Rp 160.000), kalau dengan operasi Caesar hanya LE 200 dan kalau operasi Caesar bayi kembar LE 500.
Kata kawan saya yang sudah punya istri dan istrinya sudah melahirkan bahwa biaya ini jauh lebih murah dari pada di Indonesia. Saya juga nggak tahu apakah itu benar atau tidak karena saya belum punya istri dan saya juga tidak melahirkan, jadi tidak merasakan sendiri.hehe... :P]

Oalah rek...negoro kok dadi dagelan....kalo dagelan Kirun atau Srimulat bagus, menghibur bahkan mengajarkan moral. Lha ini..? Embuh lah aku nulis ini juga dalam keadaan agak emosi, lha gimana nggak emosi, kejadiannya berkali-kali. Sampe mblenger (bosan) moco nang koran. Anggaplah ini suara rakyat kecil yang katanya sudah terwakili di gedung dewan.


Berikut ini saya kutipkan berita dari Jawa Pos:

JAWA POS
Sabtu, 07 Juli 2007,
Dewan Nekat ke Belanda


Ketua Komisi A: Kalian Itu Kampungan!
SURABAYA - Di tengah hujan kritik dari berbagai kalangan, anggota Komisi A DPRD Jatim tetap nekat mewujudkan "impiannya" melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Belanda. Kemarin sore, sembilan anggota komisi yang membidangi urusan pemerintahan itu berangkat ke Denhaag, Belanda, untuk kunjungan selama tujuh hari, 8-14 Juli. Di negeri penjajah itu, mereka akan melakukan studi khusus untuk mencari hari jadi Provinsi Jawa Timur.

Sebenarnya, para wakil rakyat yang terhormat itu sudah berusaha menyembunyikan rencana keberangkatannya ke negeri Kincir Angin. Sebab, rencana kepergian Komisi A ke Belanda itu sempat memicu polemik panjang. Salah satu penyebabnya, karena urgensi keberangkatan mereka dianggap mengada-ada. Betapa tidak. Hanya untuk menetapkan hari jadi Provinsi Jatim saja, mereka harus melakukan "penelitian" ke negara Eropa itu.

Meski berupaya ditutup-tutupi, toh kepastian keberangkatan para anggota Komisi A ke Belanda itu bocor juga. Tak ayal, begitu melihat wartawan nyanggong di Bandara Juanda, rombongan dewan itu terlihat jadi salah tingkah. Raut wajah mereka tampak pucat. Adegan kucing-kucingan dengan wartawan pun sempat terjadi. Mereka berupaya menghindari kerumunan wartawan yang memergoki keberangkatan mereka.

Para anggota dewan itu mulai berdatangan ke Bandara Juanda pukul 16.15. Yang tampak kali pertama adalah Ketua Komisi A Sabron Djamil Pasaribu. Dengan mengenakan safari warna hitam, anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) itu menenteng tas bagasi besar. Tahun lalu, Sabron juga mengikuti kunker ke Belanda dengan tujuan sama atas ajakan tim pemprov.

Semula, anggota Komisi A menunjukkan sikap ramah. Namun, wajah mereka mulai berubah ketika beberapa wartawan mengajukan pertanyaan seputar kunker itu. "Kalian ini kampungan! Jangan terlalu berlebihan, dong. Gak usah kampungan seperti itu!" teriak Sabron.

Bahkan, dia sempat mendorong kamera milik wartawan yang berusaha mengambil gambar dirinya. "Sekali lagi, kalian ambil gambar saya, saya banting kamera kalian!" ancam Sabron sambil menudingkan telunjuknya.

Usai ketegangan itu, para anggota dewan akhirnya memilih menghindari wartawan. Sambil menunggu anggota lain, mereka duduk-duduk di sebuah kafe di dekat selasar bandara. Tak lama kemudian, beberapa anggota lain berdatangan. Di antaranya, Suharto (Fraksi Demokrat Keadilan/FDK), Zainal Abidin (FPDIP



Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home