9.29.2006

Tarawih, di Indonesia dan di Mesir

Bulan ramadhan, bulan penuh berkah dan bulan yang menjadi favorit kaum muslimin untuk berburu di ladang amal. Selain puasa, ibadah khas bulan Ramadhan adalah sholat Tarawih. Sholat yang dilaksanakan setiap selesai mengerjakan sholat Isya' selama bulan ramadhan.

Umat Islam melaksanakan sholat tarawih sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat. Ada perbedaan pendapat dalam jumlah rakaatnya. Tapi, hal itu sebaiknya tidak menjadikan perpecahan dan perselisihan dalam umat. Silahkan melaksanakan mana yang kita anggap paling mantap di hati kita. Yang paling mengkhawatirkan adalah yang paling sering berdebat dalam hal jumlah rakaat tapi tidak melaksanakannya. Yah, sama saja bohong...

Sewaktu kecil saya suka melaksanakan tarawih di surau kecil dekat rumah. Tapi biasanya pilih-pilih, kalau imamnya agak lambat biasanya bolos atau pergi ke masjid yang imamnya cepet. Bisa dibilang tarawih di masa kecil hampir sama lah memilih tiket kereta, cari yang express. :)

Setelah di Kairo, suasananya berbeda sekali dengan di tanah air. Kalau di Indonesia dulu pada saat awal Ramadhan masjid-masjid dan mushola penuh dengan jamaah, saat pertengahan surut sedikit demi sedikit, bahkan satu shaf saja tidak penuh. Nanti kalau mau lebaran penuh lagi.
Sedangkan di Kairo, setiap hari selalu penuh, bahkan beberapa masjid favorit seperti al-Azhar, Amru bin Ash, dan Masjid As-Salam di Distrik Nasr City selalu penuh orang dan meluber ke trotoar walaupun masjid-masjid itu tergolong masjid besar.

Yang lebih membuat suasana berbeda adalah bacaan suratnya. Kalau di kampung dulu tiap rakaat rata-rata cuma surat pendek dalam juz Amma (juz 30), namun di Mesir sebagaian besar masjid mempunyai tradisi mengkhatamkan al-Qur'an 30 juz selama bulan ramadhan tiap tarawih. Jadi imam sholat tarawih rata-rata membaca 1 juz dalam satu malam. Namun masjid-masjid favorit yang saya sebutkan diatas mempunyai iman-iman yang bagus bacaannya, sehingga walaupun (agak) lama namun jamaah tetap enjoy dan menikmati. Bahkan tidak jarang di beberapa ayat yang menceritakan ancaman siksa akhirat atau tentang dosa-dosa, imam dan para jamaahnya menangis tersedu-sedu.

Saya yang masih agak telmi (telat mikir) dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an, masih susah untuk spontan menangis.:(

Malam 27 Ramadhan, di Masjid Amr bin Ash, masjid pertama di Mesir selalu ramai dikunjungi jamaah dari penjuru Kairo bahkan luar kota. Masjid besar itu bahkan tak cukup menambung jamaah yang ribuan sehingga jalanan sepanjang sekitar 500 meter di kiri-kanan masjid pun dihampari tikar dan karpet untuk sholat jamaah. Para jamaah yang ingin mendapat tempat di shaf terdepan harus berangkat sebelum Dzuhur (sama kalo mau nonton bola di stadion :P)!!!.

Yang membuat masyarakat tertarik adalah selain Imamnya adalah Syeikh Jibril yang suaranya merdu dan syahdu juga do'a qunut ketika sholat witir yang berdurasi waktu 1 jam!

Begitulah sedikit gambaran sholat terawih di Kairo jika dibandingkan dengan di Indonesia. Masih banyak lagi perbedaan menjalankan puasa di tanah air dan di negeri para nabi ini. Ada yang mau mencoba?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home